Sabtu, 13 Maret 2010

Aku Ingin Tau


Aku bisa melihat bakat mereka.

Saat rika menulis di blognya, aku terpana.
“Ini yang namanya penulis!”
Dengan rasa kagum akan kata-kata pilihannya.
Tapi dia tidak berniat menjadi penulis.
Aku ingin seperti dia!

Saat nastri sibuk dengan surfing internet dengan tema yang sama yang menurut orang lain itu menyebalkan, aku mengusulkan.
“Kamu mau bikin online shop ga?”
Dengan harapan agar bisa bekerjasama, aku mengutarakannya.
Tapi ia hanya merespon sesaat.
Aku ingin seperti dia!


Hanya 2 dari 14 oarang yang kutemukan.
Intinya, “Aku ingin seperti dia!
Aku ingin ada yang tau bakat terpendamku.
Aku ingin ada yang memberitahukan bakat yang ku miliki.
Yang pasti, Aku ingin tau apa bakatku.
Apakah baik atau buruk, semua akan kuterima.
Aku bisa membawa bakatku dan mengarahkan semua yang kumiliki menjadi lebih baik.

Subjektif

Mr. nahawan kembali berkunjung.
Bukan untuk absent uang, tapi klarifikasi atas ‘miss komunikasi’ antara beliau dengan kami.

Gencatan dari guru yang tidak berdosa kepadanya memberikan inspirasi agar tetap menjadi yang BENAR menurutnya.
Ia caramah dengan penuh wibawa guru sebagai modalnya ber- intrupsi.

“Pak …. Juga nilai dari keseharian kamu, kamu begini aja udah bisa keliatan nilaimu berapa.” Katanya sambil menunjuk kami yang sedang duduk manis menaruh dendam.

Jujur aku masih takut nilai yang saat SD aku banggakan tiba-tiba merosot jatuh saat SMP.
Terasa kontras antara SD murah yang tidak pernah bayar dengan SMP mahal yang olahraga uang.
Oke, aku harus bersikap baik mulai sekarang.
Bukan centil atau merayu.
Hanya saja, aku tidak akan menunjukkan kebencian itu.

Temanku yang langganan dapat nilai bagus memang punya modal lahiriah.
Muka baik, lugu, dan tidak menunjukkan ekspresi.
Nilai memuaskan lancer diambilnya.
Harus ku akui beberapa memang pandai berolahraga. Dan tentu saja diagungkan oleh yang lainnya
“Seneng..!?” dengan muka ironi aku mengucapkan kata hasil plagiat.

Aku sadar, akan timbul banyak protes dari tulisanku ini.
Tapi setidaknya aku jujur dan tidakakan menimbulkan przyvaxera hated ke 2.